Lumajang – Kontroversi terjadi pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Kota Batu beberapa waktu lalu, ketika siswi SMAN 1 Lumajang, Shalva Pramita Putri, yang akrab dipanggil Tata ini, yang seharusnya meraih juara ketiga, malah mendapatkan posisi juara kelima atau harapan kedua.
Dari hasil penjurian para Dewan Juri FLS2N, siswi tersebut, mendapat penilaian tertinggi ketiga dari juri, namun posisi akhirnya mengecewakan banyak pihak.
Menurut informasi yang dihimpun, siswi kelas XII ini, telah meraih peringkat ketiga berdasarkan penilaian resmi juri kompetisi. Walau demikian, keputusan akhir menempatkannya di peringkat kelima mengejutkan banyak pihak, termasuk wali murid siswi yang protes keras terhadap keputusan tersebut.
“Nilai dan penilaian putri kami menempatkannya di urutan ketiga, yang seharusnya mencerminkan posisinya sebagai juara ketiga. Kami merasa kecewa dan tidak puas dengan hasil akhir ini,” ujar salah seorang wali murid, kepada media ini, Senin (15/7/2024).
Sementara itu, Kasi SMA Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Wilayah Lumajang, Cahyo, juga memberikan tanggapannya terkait insiden ini. Mereka menegaskan, kalau Tata, layak mendapatkan posisi yang seharusnya sesuai dengan penilaian juri.
“Kami mendukung protes dari wali murid dan akan mencari kejelasan lebih lanjut terkait keputusan kontroversial ini,” ujarnya kepada wartawan media ini.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara terkait masalah ini. FLS2N yang diadakan setiap tahun dan selalu berpindah lokasi, dan memang dikenal sebagai ajang bergengsi bagi para siswa untuk menampilkan bakat seni mereka.
Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan konsistensi dalam penilaian kompetisi seni nasional di Indonesia.
“Nanti kami akan berkomunikasi dengan pihak Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur, bagaimana ini alurnya, dan kelanjutannya akan kami sampaikan lebih lanjutnya,” pungkasnya.