Pekanbaru – Guna mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BWI), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau gelar kegiatan Karya Riau Bertuah, pada hari Minggu (20/03/2022). Kegiatan tersebut adalah salah satu upaya pengembangan UMKM yang ada di Indonesia.
Karya Riau Bertuah merupakan branding kegiatan dengan showcasing UMKM binaan Bank Indonesia yang telah diusung setiap tahunnya. Berbeda dengan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya, Karya Riau Bertuah tahun 2022 dikemas secara tematik dengan berfokus pada tema fashion. Dimana hal ini sejalan dengan misi mengangkat tenun dan wastra Riau kepada masyarakat serta mendukung upaya pengusulan Tenun Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO.
Muhamad Nur, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Riau memaparkan bahwa dengan adanya kegiatan pembinaan untuk mengembangkan wastra, maka ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi secara nasional. Dengan mengembangkan wastra, terdapat beberapa hal yang dapat dicapai. Yaitu, melestarikan budaya dan memberdayakan UMKM menjadi bagian untuk membangun ekonomi yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain melalui Karya Riau Bertuah, Bank Indonesia juga memiliki beberapa kegiatan guna mendorong produk UMKM, diantaranya Karya Kreatif Indonesia (KKI), Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), dan Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA).
Dalam mendongkrak pengembangan perekonomian, UMKM khususnya mengenai kain khas nusantara atau wastra dianggap memiliki peluang yang besar. Terlebih jika semua provinsi mampu menggerakanya.
“Dengan bangkitnya pengrajin dan UMKM wastra, maka akan berdampak bagi perkembangan ekonomi tentunya. Saya melihat ini sebagai peluang yang besar,” jelasnya.
Mewakili Gubernur Provinsi Riau Syamsuar, Roni Rakhmat selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau berterimakasih kepada Bank Indonesia Provinsi Riau atas terselenggaranya kegiatan ini dan terus mendukung gerak pemerintah. Dia menyatakan bahwa diperlukan kolaborasi seluruh pihak untuk mengembangkan perekonomian.
“Dari 17 subsektor ekonomi kreatif (Ekraf), Provinsi Riau memiliki 5 subsektor andalan, yaitu kuliner, fashion, seni pertujukkan, film, dan musik. Ini menjadi barometer ekraf dan peluang yang besar di Riau,” ujarnya.
Terkait pengembangan batik, Roni menjelaskan jika motif-motif batik di Riau kini tengah dikembangkan di kabupaten/kota, bahkan hampir setiap kabupaten memiliki batik andalan. Dia berharap, kedepanya mampu terus berkembang dan berinovasi untuk sama-sama mengangkat ekonomi kreatif.
Jumlah pengrajin tenun dan batik tergolong banyak di Provinsi Riau, terlebih di kabupaten/kota. Dalam mendorong wastra, Pemerintah Provinsi Riau sendiri telah mengeluarkan aturan terkait penggunaan batik setiap hari Kamis sebagai seragam ASN. Bahkan, tidak hanya ASN saja, namun juga bagi Dharma Wanitanya. Terdapat 3 jenis batik, diantaranya batik Kuansing, Indragiri Hulu (Inhu), dan Siak.
“Itu adalah salah satu cara kita untuk mendorong pengrajin (batik, red) kita agar lebih semangat, karena memang produknya digunakan,” ujar Lofina selaku Kabid Pembangunan Sumber Daya Industri Kerja sama dan Promosi (PSDIKP) Diseprindagkop UKM Riau.
Wilda Situngkir yang merupakan Puteri Indonesia Pariwisata 2019 menyatakan bahwa guna mendorong wastra, dirinya tidak hanya berfokus dalam mengenalkan pariwisata, juga mengenalkan budaya di setiap kunjungannya. Sebagai ujung tombak pengenalan budaya, dia kerap menggunakan pakaian batik khas daerah yang didesain khusus guna mengenalkan kepada masyarakat bahwa wastra bisa menjadi trend/fashion modern.
Muhamad Nur juga menjelaskan, sebagai wujud nyata dalam membangun perekonomian, Bank Indonesia merangkul seluruh pegiat usaha khususnya UMKM. Karena, memiliki jumlah besar, menyangkut hidup orang banyak, dan memiliki potensi yang besar. Namun, memiliki banyak keterbatasan sehingga masih perlu didorong agar memiliki daya saing dan kedepannya bisa menembus pasar ekspor.
“Jika ekonomi di daerah tumbuh, maka perekonomian nasionalnya juga tumbuh. Oleh karena itu, kami bertekad untuk membangun perekonomian juga dari yang terkecil. Ini adalah salah satu bentuk bahwa Bank Indonesia ada di setiap makna Indonesia,” paparnya.
Disperindag Provinsi Riau sangat mengapresiasi langkah Bank Indonesia dalam menghidupkan Industri Kecil Menengah (IKM) dengan menampilkan wastra dan mendorong terjadinya transaksi dalam kegiatan Karya Riau Bertuah. Terlebih, adanya misi Bank Indonesia Provinsi Riau yang ingin mendorong IKM menuju pasar ekspor.( Arip Ripaldi/Media9 )