SEPANJANG sejarah harga emas yang masuk kategori komoditas ini bisa dikatakan stabil. Kelebihan emas sebagai produk investasi adalah mudah dicairakan menjadi uang dan nilainya aman dari gerogotan inflasi. Tak heran, jika para ibu rumah tangga dan pesohor menyukai emas sebagai alat investasi.
Sebenarnya tujuan berinvestasi emas tidak hanya untuk mendapatkan capital gain, melainkan melindungi nilai asset dari penyakit klasik inflasi dan deflasi. Selain sebagai alat investasi yang aman, emas juga dapat dijadikan sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap fluktasi nilai uang rupiah. Harga Emas dalam satu tahun terakhir , juga telah memperlihatkan peningkatan yang sangat signifikan.
Menurut para analis pasar emas internasioanal yang dapat kita baca dalam www.Kitco.com, harga tersebut pada tahun ini akan bisa mencapai US$ 1100/ troy ounce. Sungguh investasi yang sangat menguntungkan dan sangat saying apabila emas yang kita miliki harus dijual.
Harga Emas pada bulan September 2018 mengalami kenaikan sekitar 50 persen dalam jangka waktu 5 tahun. Ini jauh di atas angka inflasi. Emas merupakan harta yang sangat likuid. Mungkin kita memiliki investasi dalam bentuk lain, misalnya tanah dan kebun sawit yang juga menjanjikan hasil yang fantastis serta nilai yang terus naik. Namun, emas memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh tabah maupun kebun sawit. Pada saat kita butuh dana segar, menjual tanah atau kebun sawit tidak semudah menjual emas.
Apabila harta yang disayang karena memiliki nilai historis maupun kebutuhan hanya dalam waktu pendek dan diharapkan dana akan segera kembali dapat di peroleh, maka emas bisa ‘disekolahkan’ ke pegadaian dalam tempo singkat dan prosedur yang sederhana serta cepat, maka emas yang kita miliki akan menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Apabila nanti kita kembali mendapatkan rezeki, maka emas dapat kembali dimiliki dengan menebus maupun dengan mencicilnya hingga lunas.