Riau – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau mengalami penurunan tren di tahun 2021. Hal ini disambut poditif oleh semua pihak. Upaya yang terus dilakukan nyatanya membuahkan hasil yang positif. Perlu diketahui, bahwa Provinsi Riau menjadi provinsi yang sering terjadi Karhutla.
Selain Riau, ada beberapa wilayah yang menjadi ancaman serius dan memiliki potensi besar untuk terjadi Karhutla, yakni NTT, NTB, dan Papua. Tren menurur terjadi pada Provinsi Riau dan Papun. Namun dengan adanya tren menurun tersebut bukan menjadi kepuasan untuk tidak menigkatkan kapasitas pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Hal ini yang disampaikan oleh Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK RI, Laksmi Dhewanthi bahwa apa yang menjadi capaian di tahun 2021 harus menjadi evaluasi untuk tahun 2022. Menurut Laksmi, dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan harus memiliki dasar dan pijakan.
Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan yang menjadi pijakan dalam menanggulangi Karhutla. Salah satu poin dalam indtruksi presiden tersebut memang membagi terakit penugasan sesuai dengan arahan dan fungsinya masing-masing.
Pada tahun 2020, ada sekitar 2.919 titik panas yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Pada tahun 2021 terjadi penurunan sampai 50 persen di angka 1.385 titik panas. Tentu harapannya dapat ditekan dan menurunkan titik panas tersebut secara maksimal.