Sebelumnya, breathalyser dikenal sebagai alat untuk memperkirakan kadar alkohol dalam darah atau blood alcohol content (BAC) berdasarkan dari sampel napas.
Dilansir dari The Guardian, Breath Biopsy dirancang untuk melacak potensi kanker dari molekul yang diembuskan oleh pasien. Para ilmuwan berharap penemuan ini dapat menemukan metode yang lebih sederhana dan lebih murah dalam mendeteksi kanker secara dini.
Menurut mereka, metode pengecekan breathalyser memiliki potensi untuk menyelamatkan ribuan nyawa dan jutaan poundsterling dalam biaya perawatan kesehatan.
Pendiri dan Kepala Eksekutif Owlstone Medical, Billy Boyle mengungkapkan bahwa ada peningkatan potensial untuk tes breathalyser untuk membantu diagnosis kanker. Tentu, tes itu juga dilakukan dengan tes darah dan urine dalam upaya membantu dokter mendeteksi dan mengobati penyakit. “Konsep memberikan gambaran seluruh tubuh dengan metode non-invasif sangat menguntungkan, karena dapat mengurangi bahaya dengan menyelamatkan pasien dari tes yang lebih invasif yang sebenarnya tidak mereka butuhkan,” ujar Boyle.
Penulis: Retia Kartika Dewi
Editor: Bayu Galih
Sumber: The Guardian