BANYUWANGI – Menjadi salah satu sentra batik berskala Internasional, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi ini tak ingin kehilangan ikonnya tersebut. Salah satu upayanya adalah mendorong lahirnya generasi pembatik baru. Selasa, (7/9/21).
Semangat Pemerintah Desa Tampo dalam menciptakan regenerasi para pembatik, dituangkan dalam Festival Canting Sewu yang dilaksanakan Sepanjang jalan poros Dusun Simbar Desa Tampo.
Selain itu industri batik di Desa Tampo merupakan salah industri yang menyuplai berbagai outlet yang berada di Banyuwangi Kota. Karena banyaknya indusri batik yang ada di Desa Tampo maka sangat wajar jika Desa Tampo dijuluki sebagai Kampung Batik Banyuwangi. Bagi anda yang hendak berwisata ke Banyuwangi sempatkanlah ke Desa Tampo.
Di Desa Tampo sendiri, berbagai macam jenis cara dan metode pembatikan juga sudah diterapkan seperti metode batik tulis, batik cap dan metode semi tulis. Uniknya di Desa Tampo para pengerajin batik tidak menyebar ke berbagai sudut, melaikan berkumpul dalam satu wilayah yaitu di Dusun Simbar.
Dr. Hasyim Ashari selaku Kepala Desa Tampo mengatakan “pengerajin disini beda dengan di kecamatan-kecamatan lain, disini para pengerajin berkumpul dalam satu wilayah, disini para pembatik juga ikut ditampilkan dalam acara Banyuwangi Festival, biasanya pagelaran BBF yang berlokasi di Desa Tampo ini dilaksanakan saat masuk bulan November. Akan tetapi karena masih masa pandemi harus ditunda terlebih dahulu,”.
Festival Canting Sewu merupakan rangkaian event Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang didedikasikan untuk mempromosikan berbagai produk batik yang ada di Banyuwangi, sekaligus mentautkan pembatik lokal dengan industri batik nasional.
(sumber: media9.co.id)